(MMJ) Misteri Malam Jumat
MMJ
(MISTERI MALAM JUMAT)
Kuk'derukk kukukukkkk..... Auuu...
Suara teriakan serigala bergema menyeliputi heningnya gelap malam ini. Tuk, tuk, tuk.. Terdengar hentakan yang begitu keras dari arah rumah kosong itu. Tuk, tuk', tukk!!"(semakin keras hingga dinding-dinding tembok rumahku). Dug', dug', dugg.. denyut nadiku semakin cepat, semakin kencang detak jantungku, semakin tinggi jiwa cemasku.
"Apa yang terjadi dirumah kosong itu?" Tanyaku dalam hati yang bimbang. Ya, bimbang memilih mendekati suara itu atau hanya berdiam didalam kurungan selimut pink hello kittyku. Yap!! Benar bimbang tujuh keliling.
Langkah-demi langkah aku beranikan diri 30 centimeter dengan menggenggam sebuah alkitab kecil untuk jaga-jaga mengusir hantu-hantu buas yang tak terduga itu. Deg, deg, serrrr..... tetesan keluh keringat penuh keberanian tak jelas, sampailah pada depan gerbang pagar hitan besi berkarat hampir tujuh puluh persen. Gembok yang sudah rusak tanpa kunci itu aku buka perlahan disinari cahaya senter kecil seukuran korek api. (Lah ga ada senter lagi og?!' Jadi pake baterai senter korek api waelahh... nekat!!' ^_^ ).
Kulanuwun.. Encang... Encing... Simbah... Mas... Mbakne.... Kula derek permisi nggih... 😫 Tangan-kaki, sekujur tubuh bergetar hingga delapan puluh persen. (OMG!) Pintu kayu yati tanpa pegangan pintu itu terbuka sendiri!! Grekk....grekkk.... Tarikan nafasku, pikiranku, denyut nadiku, detak jantungku,..... Waaaaa rasanya pingin lari terbirit-birit!'
Ku tengok kearah belakang, ('glek!' ku telan air liurku), pintu gerbang yang tadinya masih aku buka senilai 45 derajat itu tertutup sudah. Mbak.. embakk... sini masuk... (suara dari arah belakang pohon pisang itu membuat dingin sekujur tubuhku). 1, 2, 3 wuaaaaa lariiiiiii....... aku langsung masuk kearah pintu utama rumah kosong. Huaahh, hahhh, huaah, hahh.. nafas yang tidak beraturan aku tunjukkan dalam ruang tamu yang luasnya 6x6 itu. Tuk, tuk, tuk!!" Suara hentakan tembok yang ku dengar dari rumahku. Ada pada ruangan ujung pojok kiri dibawah tangga dengan pintu merah dengan gembok hitam terkunci. (Lahh... i...it..itu.. suara tadi). Mbakk...mbak... suara anak perempuan memanggil kearahku.. Tanpa ada seorang pun di dalam rumah kosong ini. Lantai yang kotor, sawang laba-laba yang nemplok di atap atap dinding dinding bangunan. Buat aku ingin mengibarkan bendera putih detik ini juga. Tapi rasa penasaranku membuat jiwaku kuat walau penuh rasa takut dan cemas akan selamat atau tidaknya aku dari sini.
Alkitab yang ku dekap dengan tangan kiri, ku dekap begitu erat,..erat,.. kuku-kuku tangan kiri mencakar eratnya sampul alkitab yang aku bawa. Tuk, tuk, tuk,.. "Mbak.. mbakk....." saya tau ada orang disitu.. (Lho kok tau ya? Namanya juga hantu, ya pasti lihat kita). Ya ampun.. dodolnya aku ini. Pikiran humorku membuat rasa takutku menurun empat persen. (Wkwkwkwk.... cuma empat persen).
Oke, aku harus beranikan diri.. Dengan gagah berani aku gerakkan kaki-kakiku kedepan dua lima centimeter. Srett.. srett... tukkk...tukkkk... jinjit-jinjit menghampiri arah suara pintu merah tadi. Sampai didepan pintu merah tadi.. "Buka... Tolong... Tolongg buka pintu ini.." Daun telinga kiri yang aku tenpelkan di pintu merah itu, menggugah rasa takutku sembilan puluh persen!' Wuaaaa......."Han..hantuuu... han..hantuuu" teriakku membanjiri semua ruangan dalam rumah kosong ini. "Hantuu???waaaaa....... mana ada hantuuu...." teriak hantu anak kecil dibalik pintu merah. Lhoo?? Hantu kok malah balik tanya hantu ya?? (Jawabku). Sejenak teriakan tadi berubah menjadi tangisan. Duhh, bulu kudukku merinding. Sekarang malah suara anak kecil menangis. Hantu anak kecil ini gila kali ya.. abis teriak ikutan, eh.. malah nangis.. (Disitu aku langsung berpikir, dan mengambil keputusan ini hantu anak kecil aneh!') Yap!!! Rasa takut bergetar itu turun drastis menjadi 20%. (Woww... peningkatan prestasi yang baguskan?' Jiwa beraninya mulai bangkit!!' Oo^).
Tunggu hantu.. aku akan bongkar gembok hitam yang mengurung rasa penasaranmu diruangan ini. Tunggu!! Aku cari akal.. Cari akal.. Ayo Ran.. Kamu bisa!!!' Aku hampiri dan acak-acak setiap ruangan rumah kosong itu. Yeii, diruang penuh debu dan tempelan sawang laba-laba yang sepertinya ruangan sebuah gudang berukuran 4x5 aku temukan linggis. ("Bukan linggis, linglung mengkikis yak?!"). Ihhh... ada banyak kecoa disana.
Aku genggam linggis itu, dan ku bawa menghampiri hantu ruang pintu merah. Entah, jiwa penolong pembebas hantu ini mulai dari mana. Pastinya nekat 80%. (Hehehe -_-'). Duk! Dukk!! Dukkk!! Pyakk!! Kedubrakk!! Gembok hitam terbanting dilantai keramik krem 40x40. Horee....!!! Girangku.
Ku letakkan linggis teman penolongku tadi. Dreg!'(sadarku). Lhoo alkitabku tertinggal di gudang belakang. Ya ampunn..... (jiwa penakutku hadir kembali, 80%). Mulai dari kepala bergetar menggangguk-angguk, kedua tangan bergetar, arah tubuh pun seperti orang ambeyen, dan parahnya lalgi kaki kanan-kiriku bergetar begitu hebatnya!' Aduhh seperti orang mau ngompol.... (Wkwkwkwk...... ta- ta..ta..takut. . .)
Aku coba dorong pintu merah tadi.. dan seorang anak kecil berambung pajang sepinggang sedang menunduk menangis di atas bed ukuran 180x180cm bersprei merah mencolok warna darah.
Ehm..ehm.. dek..adek cantik.. kamu manusia bukan?' Tanyaku dengan gagap. Mbak.. sini...mbak...mmbakkk... duduklah disamping kiriku. (Tambah kaget dong aku). Ehmm...glekk!! (Air liur kesembilan kalinya tertenggak di kerongkongan ini).
Mbak.. si-ni.....
Mau curhat apa ka..kamu... saya sudah membuka pintu ini. Kamu sudah bebas sekarang. Please.. jangan jadi arwah penasaran lagi. Aku mohon kembalilah ketempat asalmu.
Tempat asalku ya disini mbak.. mmbakk...mari duduk sini....Jawab dia masih dengan posisi kesukaannya yaitu menunduk tertutupi rambut hitamnya yang tebal bergelombang. Sini... mmbak.... si-si..siniii......
Ba-baiklah.. Tanggapku.
Pelan-pelan aku langkahkan kaki-kaki yang tidak ramping ini. Pe..pelan... pe..pelan...
sret.. kududuki bed empuk nyaman itu yang berjarak hanya tiga centi dari anak penunduk itu. Mata dan daguku tegak lurus pandangan kearah jendela berkorden putih tipis. Ya, 90 derajat tataan daguku. Mbak.. terimakasih.. sudah ada disini menolong saya.. Kata anak berambut hitam.
Ii...iiii...ya... sa-sa..sama..sama... Mbak, mau pulang ya.. Kamu jangan hentak-hentak tembok lagi. Mbak.. mau pulang, per..per-mi-si . . .
Dep! (Pergelangan tangan kananku digenggam tangan kiri putih pucat pasi anak tersebut. (Terancam nih nyawaku..) Pikirku.. Kalau ridak selamat, ya sudahlah.. good bye.. (Eh, jangan dulu! Aku belum ditembak jodohku. Jadi aku minta ya Tuhan jangan mati digigit hantu ya Tuhan..)
Hufffttt... hembus nafasku.
Mbak..lihat jendela itu.. telunjuk kanannya mengarah pada korden jendela berkaca dua itu.. "Buka!!" Teriaknya menyuruhku. Aku dengan sigap membuka jendela berkordwn tipis bermotif bunga. Engga ada apa-apa.. hiii hiiii hiii hiiiii.... teriak anak tadi! Aku langsung teriak," wuaaaaaa.......wuaaaaa!!!!" Dup!! Muncul badut seram membungkam mulutku didepanku dengan membawa tulisan disehelai kertas bertulis,"SELAMAT ANDA PEMENANG PEMBERANI ACARA GOSHT" Anda berhak mendapatkan hadiah ini. Kedua bola mataku melolot kearah badut seram dan... hemmm.... tiba2 lemas.. (habis energiku).
*Terimakasih sudah mau membaca MMJ 😊*
(MISTERI MALAM JUMAT)
Kuk'derukk kukukukkkk..... Auuu...
Suara teriakan serigala bergema menyeliputi heningnya gelap malam ini. Tuk, tuk, tuk.. Terdengar hentakan yang begitu keras dari arah rumah kosong itu. Tuk, tuk', tukk!!"(semakin keras hingga dinding-dinding tembok rumahku). Dug', dug', dugg.. denyut nadiku semakin cepat, semakin kencang detak jantungku, semakin tinggi jiwa cemasku.
"Apa yang terjadi dirumah kosong itu?" Tanyaku dalam hati yang bimbang. Ya, bimbang memilih mendekati suara itu atau hanya berdiam didalam kurungan selimut pink hello kittyku. Yap!! Benar bimbang tujuh keliling.
Langkah-demi langkah aku beranikan diri 30 centimeter dengan menggenggam sebuah alkitab kecil untuk jaga-jaga mengusir hantu-hantu buas yang tak terduga itu. Deg, deg, serrrr..... tetesan keluh keringat penuh keberanian tak jelas, sampailah pada depan gerbang pagar hitan besi berkarat hampir tujuh puluh persen. Gembok yang sudah rusak tanpa kunci itu aku buka perlahan disinari cahaya senter kecil seukuran korek api. (Lah ga ada senter lagi og?!' Jadi pake baterai senter korek api waelahh... nekat!!' ^_^ ).
Kulanuwun.. Encang... Encing... Simbah... Mas... Mbakne.... Kula derek permisi nggih... 😫 Tangan-kaki, sekujur tubuh bergetar hingga delapan puluh persen. (OMG!) Pintu kayu yati tanpa pegangan pintu itu terbuka sendiri!! Grekk....grekkk.... Tarikan nafasku, pikiranku, denyut nadiku, detak jantungku,..... Waaaaa rasanya pingin lari terbirit-birit!'
Ku tengok kearah belakang, ('glek!' ku telan air liurku), pintu gerbang yang tadinya masih aku buka senilai 45 derajat itu tertutup sudah. Mbak.. embakk... sini masuk... (suara dari arah belakang pohon pisang itu membuat dingin sekujur tubuhku). 1, 2, 3 wuaaaaa lariiiiiii....... aku langsung masuk kearah pintu utama rumah kosong. Huaahh, hahhh, huaah, hahh.. nafas yang tidak beraturan aku tunjukkan dalam ruang tamu yang luasnya 6x6 itu. Tuk, tuk, tuk!!" Suara hentakan tembok yang ku dengar dari rumahku. Ada pada ruangan ujung pojok kiri dibawah tangga dengan pintu merah dengan gembok hitam terkunci. (Lahh... i...it..itu.. suara tadi). Mbakk...mbak... suara anak perempuan memanggil kearahku.. Tanpa ada seorang pun di dalam rumah kosong ini. Lantai yang kotor, sawang laba-laba yang nemplok di atap atap dinding dinding bangunan. Buat aku ingin mengibarkan bendera putih detik ini juga. Tapi rasa penasaranku membuat jiwaku kuat walau penuh rasa takut dan cemas akan selamat atau tidaknya aku dari sini.
Alkitab yang ku dekap dengan tangan kiri, ku dekap begitu erat,..erat,.. kuku-kuku tangan kiri mencakar eratnya sampul alkitab yang aku bawa. Tuk, tuk, tuk,.. "Mbak.. mbakk....." saya tau ada orang disitu.. (Lho kok tau ya? Namanya juga hantu, ya pasti lihat kita). Ya ampun.. dodolnya aku ini. Pikiran humorku membuat rasa takutku menurun empat persen. (Wkwkwkwk.... cuma empat persen).
Oke, aku harus beranikan diri.. Dengan gagah berani aku gerakkan kaki-kakiku kedepan dua lima centimeter. Srett.. srett... tukkk...tukkkk... jinjit-jinjit menghampiri arah suara pintu merah tadi. Sampai didepan pintu merah tadi.. "Buka... Tolong... Tolongg buka pintu ini.." Daun telinga kiri yang aku tenpelkan di pintu merah itu, menggugah rasa takutku sembilan puluh persen!' Wuaaaa......."Han..hantuuu... han..hantuuu" teriakku membanjiri semua ruangan dalam rumah kosong ini. "Hantuu???waaaaa....... mana ada hantuuu...." teriak hantu anak kecil dibalik pintu merah. Lhoo?? Hantu kok malah balik tanya hantu ya?? (Jawabku). Sejenak teriakan tadi berubah menjadi tangisan. Duhh, bulu kudukku merinding. Sekarang malah suara anak kecil menangis. Hantu anak kecil ini gila kali ya.. abis teriak ikutan, eh.. malah nangis.. (Disitu aku langsung berpikir, dan mengambil keputusan ini hantu anak kecil aneh!') Yap!!! Rasa takut bergetar itu turun drastis menjadi 20%. (Woww... peningkatan prestasi yang baguskan?' Jiwa beraninya mulai bangkit!!' Oo^).
Tunggu hantu.. aku akan bongkar gembok hitam yang mengurung rasa penasaranmu diruangan ini. Tunggu!! Aku cari akal.. Cari akal.. Ayo Ran.. Kamu bisa!!!' Aku hampiri dan acak-acak setiap ruangan rumah kosong itu. Yeii, diruang penuh debu dan tempelan sawang laba-laba yang sepertinya ruangan sebuah gudang berukuran 4x5 aku temukan linggis. ("Bukan linggis, linglung mengkikis yak?!"). Ihhh... ada banyak kecoa disana.
Aku genggam linggis itu, dan ku bawa menghampiri hantu ruang pintu merah. Entah, jiwa penolong pembebas hantu ini mulai dari mana. Pastinya nekat 80%. (Hehehe -_-'). Duk! Dukk!! Dukkk!! Pyakk!! Kedubrakk!! Gembok hitam terbanting dilantai keramik krem 40x40. Horee....!!! Girangku.
Ku letakkan linggis teman penolongku tadi. Dreg!'(sadarku). Lhoo alkitabku tertinggal di gudang belakang. Ya ampunn..... (jiwa penakutku hadir kembali, 80%). Mulai dari kepala bergetar menggangguk-angguk, kedua tangan bergetar, arah tubuh pun seperti orang ambeyen, dan parahnya lalgi kaki kanan-kiriku bergetar begitu hebatnya!' Aduhh seperti orang mau ngompol.... (Wkwkwkwk...... ta- ta..ta..takut. . .)
Aku coba dorong pintu merah tadi.. dan seorang anak kecil berambung pajang sepinggang sedang menunduk menangis di atas bed ukuran 180x180cm bersprei merah mencolok warna darah.
Ehm..ehm.. dek..adek cantik.. kamu manusia bukan?' Tanyaku dengan gagap. Mbak.. sini...mbak...mmbakkk... duduklah disamping kiriku. (Tambah kaget dong aku). Ehmm...glekk!! (Air liur kesembilan kalinya tertenggak di kerongkongan ini).
Mbak.. si-ni.....
Mau curhat apa ka..kamu... saya sudah membuka pintu ini. Kamu sudah bebas sekarang. Please.. jangan jadi arwah penasaran lagi. Aku mohon kembalilah ketempat asalmu.
Tempat asalku ya disini mbak.. mmbakk...mari duduk sini....Jawab dia masih dengan posisi kesukaannya yaitu menunduk tertutupi rambut hitamnya yang tebal bergelombang. Sini... mmbak.... si-si..siniii......
Ba-baiklah.. Tanggapku.
Pelan-pelan aku langkahkan kaki-kaki yang tidak ramping ini. Pe..pelan... pe..pelan...
sret.. kududuki bed empuk nyaman itu yang berjarak hanya tiga centi dari anak penunduk itu. Mata dan daguku tegak lurus pandangan kearah jendela berkorden putih tipis. Ya, 90 derajat tataan daguku. Mbak.. terimakasih.. sudah ada disini menolong saya.. Kata anak berambut hitam.
Ii...iiii...ya... sa-sa..sama..sama... Mbak, mau pulang ya.. Kamu jangan hentak-hentak tembok lagi. Mbak.. mau pulang, per..per-mi-si . . .
Dep! (Pergelangan tangan kananku digenggam tangan kiri putih pucat pasi anak tersebut. (Terancam nih nyawaku..) Pikirku.. Kalau ridak selamat, ya sudahlah.. good bye.. (Eh, jangan dulu! Aku belum ditembak jodohku. Jadi aku minta ya Tuhan jangan mati digigit hantu ya Tuhan..)
Hufffttt... hembus nafasku.
Mbak..lihat jendela itu.. telunjuk kanannya mengarah pada korden jendela berkaca dua itu.. "Buka!!" Teriaknya menyuruhku. Aku dengan sigap membuka jendela berkordwn tipis bermotif bunga. Engga ada apa-apa.. hiii hiiii hiii hiiiii.... teriak anak tadi! Aku langsung teriak," wuaaaaaa.......wuaaaaa!!!!" Dup!! Muncul badut seram membungkam mulutku didepanku dengan membawa tulisan disehelai kertas bertulis,"SELAMAT ANDA PEMENANG PEMBERANI ACARA GOSHT" Anda berhak mendapatkan hadiah ini. Kedua bola mataku melolot kearah badut seram dan... hemmm.... tiba2 lemas.. (habis energiku).
*Terimakasih sudah mau membaca MMJ 😊*
